Kata Sambutan

Terima Kasih atas kunjungan di blog yang sederhana ini, semoga dapat bermanfaat buat kita semua dan dapat menjadi inspirasi buat anak anak yang tentunya menjadi harapan bangsa dan negara umumnya serta menjadi harapan kedua orang tua khususnya..... Buat sahabat semua mohon maaf jika ada salah dalam tulisan dan susunan daripada blog ini karena kami juga manusia biasa..... untuk kritik dan saran ataupun masukan-masukan dari sahabat semua kami dengan senang hati akan menerimanya di email kami ***kamiliya.shafwah@gmail.com*** Selamat Membaca...

Senin, 06 Februari 2012

Pulau Kakak Beradik

Karena dianggap sudah cukup umur, Mina dan Lina dipanggil ibu mereka untuk membicarakan rencana perkawinan kakak-beradik itu.
 
“Kalian sudah cukup dewasa. Sudah waktunya kalian membangun rumah tangga,” kata sang ibu.
 
“Kami mau dikawinkan dengan satu syarat,” kata Mina dan Lina.
 
“Apa syaratnya?”
 
“Karena kami kakak-beradik, suami kami juga harus kakak-beradik.”
 
Sang ibu tahu, itu adalah cara mereka menolak perkawinan. Menurut Mina dan Lina, perkawinan membuat orang kehilangan segala sesuatu yang mereka cintai: orang tua, teman, sanak-saudara, bahkan kampung halaman.
 
Demikianlah, karena tak ada laki-laki kakak-beradik yang menyunting Mina dan Lina, mereka tak kunjung menikah. Waktu pun terus berlalu. Ibu Mina dan Lina meninggal karena usia yang semakin tua. Sepeninggal ibunya, gadis kakak-beradik itu tinggal bersama dengan paman mereka.
 
Pada suatu hari, sekelompok bajak laut menculik Lina. Pemimpin bajak laut itu ingin memperistri Lina. Lina menolak dan meronta sekuat tenaga.
 
Penculikan itu diketahui oleh Mina. Karena tak ingin terpisah dari adiknya, Mina bertekad menyusul Lina. Dengan perahu yang lebih kecil, Mina mengejar perahu penculik Lina. Teriakan orang sekampung tak dihiraukannya. Mina terus mengejar sampai tubuhnya tak kelihatan lagi.
 
Tiba-tiba mendung datang. Tak lama kemudian hujan pun turun. Halilintar menggelegar, petir menyambar-nyambar. Orang-orang berlarian ke rumah masing-masing. Ombak bergulung-gulung. Menelan perahu penculik Lina, menelan Lina, menelan Mina, menelan semuanya.
 
Ketika keadaan kembali normal, orang-orang dikejutkan oleh dua pulau yang tiba-tiba muncul di kejauhan. Mereka yakin, pulau itu adalah penjelmaan Mina dan Lina. Kedua pulau itu diberi nama Pulau Sekijang Bendera dan Sekijang Pelepah, tetapi kebanyakan orang menyebutnya Pulau Kakak-Beradik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar